Para calon investor yang terhormat, saya sangat memahami bahwa Anda harus sangat berhati-hati dalam berinvestasi terlebih pada sebuah perusahaan yang Anda belum mengenal founder dan rekam jejaknya. Untuk itu ijinkan saya memperkenalkan diri dan sedikit bercerita tentang rekam jejak saya hingga Allah mempertemukan kita sebagai founder dan CEO dari Lajuland - PT. Laju Lahan Digital, yang awalnya saya dirikan untuk menjadi sebuah start up bisnis investasi tanah melalui platform aplikasi digital.
TK, SD, SMP saya habiskan dikota Sragen, SMA dan Kuliah saya lanjutkan dikota Solo namun sayang hanya sampai di semester ke 2 dan akhirnya pada tahun 1999 saya memulai karir kerja saya pada PT. ANJ, sebuah perusahaan yang bergerak dibidang supplier pertambangan batu bara KPC (kaltim prima coal) di kota Sangatta. Pada perusahaan tersebut saya meniti karir sebagai pekerja produksi fabrikasi, akunting, marketing, hingga pada tahun 2003, perusahaan tempat saya bekerja mengalami kejatuhan, yang pada akhirnya saya bersama kakak saya memutuskan untuk memulai bisnis kami sendiri dibidang periklanan media luar ruang dan supplier pertambangan dengan mendirikan
Santomic - PT, Santomic Mitra Bersama dikota Balikpapan dan alhamdulillah masih existing hingga saat ini.
Sejak awal bekerja saya memiliki ketertarikan pada dunia internet dan IT dan karena kesibukan saya baru pada tahun 2008 kesampaian mendirikan
Balbatech yang bergerak di bidang online shop dan melayani import produk-produk lokal Kaltim ke beberapa manca negara, namun Balbatech sudah tidak beroperasi sejak 2013. Ditahun yang sama alhamdulillah Allah memberikan hidayah kepada saya dan keluarga untuk mulai mengenal sunnah yang mengharuskan saya untuk meninggalkan
RIBA, dunia malam, dan suap menyuap yang kental dalam bisnis B2B. Hal inilah yang menginspirasi saya untuk memulai sebuah bisnis dengan sistim mudharabah dan mempertemukan kita saat ini.
Pada tahun 2013 bersama istri merintis usaha kuliner dengan mendirikan
Penaling, sebuah usaha kecil yang melayani delivery makananan dikota Balikpapan, hingga pada tahun 2015 sampai dengan 2019 berkembang dengan membuka beberapa gerai FnB dikota Sangatta, Tenggarong, Samarinda dan Balikpapan melahirkan brand-brand kuliner
Tendasuki,
Piringasap,
Solsteak, dan
Overwok. Kami juga membangun
central kitchen di Balikpapan yang menjadi internal supply ke seluruh outlet dengan bendera
Lajufood sebagai holding company usaha FnB kami. Namun beberapa outlet kami sempat fakum karena datangnya pandemi Covid pada tahun 2020.
Pada saat Covid melanda dunia, saya mencoba melihat peluang dengan mendirikan
Lajuland, ide awalnya adalah memasarkan tanah kavling dan mendigitalkannya melalui platform aplikasi, project awal kami adalah
Ambora land yang memasarkan tanah kavling digital seluas 2 hektar di daerah Samboja, Kutai Kartanegara, dari
Lajuland ini kami membuat divisi baru
Lajuhouse yang memproduksi
rumah pra fabrikasi atau
prefab house dan membangun kost modern dibeberapa lokasi di Balikpapan yang menyematkan teknologi IoT dan alhamdulillah ternyata konsep kami sangat diterima dan penyewa berani membayar mahal untuk konsep smartliving yang kami tawarkan dan alhamdulillah masih existing sampai saat ini.
Pada saat sedang asik-asiknya saya bermain di
Lajuhouse, istri saya menyewa sebuah villa dipinggir pantai teritip diujung kota Balikpapan dan saya terpukau setelah mengetahui villa tersebut fullbook hingga 3 bulan kedepan di harga
1,5jt permalam. Pada malam itu juga saya berdoa kepada Allah untuk diberi kemudahan membuat sebuah resort dipinggir pantai yang saya tau membutuhkan modal sangat besar untuk mewujudkannya, namun saya meyakini sangat mudah dan kecil bagi Allah kalau kita mau berdoa dan berusaha, dan alhamdulillah pada tahun 2021 munculah ide untuk membangun resort dengan konsep crowdfunding yang mempertemukan saya dengan
Whisnu Wardhana dan beberapa investor lain untuk memulai
Ambora resort. Dari sinilah seluruh skill yang Allah berikan pada perjalanan karir saya baik sebagai pekerja dan pembisnis saya curahkan dan alhamdulillah
Ambora Resort viral karena menjadi satu-satunya smarvilla yang menyematkan teknologi IoT (internet of things)
Pada saat evaluasi 6 bulan pra opening
Ambora resort, saya melihat bisnis resort ini memiliki keterbatasan omset pada okupansi hunian, lalu saya bersama tim mencoba melakukan research pasar wisata di Kaltim dan hasilnya mengerucut pada bisnis tempat wisata modern dengan
HTM (harga tiket masuk). Kami melihat peluang sangat besar disana karena belum ada satupun pengusaha di Kaltim yang serius bermain dibidang wisata modern karena mindset mereka masih berfokus di kontraktor dan supply keperusahaan pertambangan dan Oil&gas dengan nilai PO milyaran lalu melihat bisnis wisata ini hanya menghasilkan uang recehan 😅
Dan akhirnya, dari perjalanan saya diatas muncullah ide membangun
Lakeview dan Allah mempertemukan kita melalui proposal bisnis yang kami buat dan sampai kepada Anda semua sebagai calon investor untuk bersama kita mewujudkan impian membangun sebuah wahana wisata modern pertama di Kaltim sebagai calon ibu kota baru Indonesia ditahun 2024. Sebagai penutup saya ucapkan banyak terimakasih atas ketertarikan Anda kepada proyek-proyek kami, besar harapan saya kita akan tetap saling menjaga silahturahmi dan belajar bersama-sama dalam bidang property investment. Akhir kata, semoga Allah selalu memberikan kesehatan, keberkahan, dan kemudahan rejeki kepada Anda beserta keluarga, Aamiin Ya Rabbal Alamin
Wassalamualaikum Warahmatullahi Wabarakatuh